Produksi Usaha Cetak Cincin Sumur Khairuddin Pun Kian Meningkat

  • Share this:
post-title

KHAIRUDDIN tampak bercucuran keringat saat mengaduk pasir yang dicampurkan dengan semen. Namun begitu, senyum sumringah masih tetap terlihat jelas di wajahnya. Ia begitu bahagia ketika amil Baitul Mal Aceh datang menghampiri tempat usahanya di Gampong Biluy, Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar, Kamis (10/2/2022).

Ia merupakan salah seorang mustahik Baitul Mal Aceh penerima bantuan peralatan kerja tahun 2021. Bantuan yang ia terima berupa alat pencetak cincin sumur. Pria berkulit sawo matang itu merasa sangat terbantu dengan bantuan tersebut. Selama ini ia hanya memiliki beberapa cetak cincin saja, dengan adanya bantuan tersebut, produksi usahanya semakin meningkat.

“Sebelum saya dapat bantuan Baitul Mal, rata-rata penghasilan yang saya dapatkan Rp150 ribu per hari,  Alhamdulillah sekarang bisa  mencapai Rp250 ribu per hari kalau cuaca bagus,” sebut pria berusia 29 tahun itu.

Khairuddin dikenal sebagai kepala keluarga yang rajin, selain mencetak cincin sumur, sehari-hari ia juga menerima orderan untuk menggali sumur baru. Di samping mendapatkan upah sebagai penggali sumur juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan cincin yang akan dipasang di sumur yang digalinya.

Ayah dua anak ini menyebutkan bahwa jika cincin sumur dijual secara terpisah, harganya Rp70 ribu per unit. Namun jika cincin sumur tersebut dijual sekalian dengan ongkos gali bisa mencapai Rp130 ribu per cincin.

Ia mengaku, usaha menggali dan mencetak cincin sumur tersebut sudah digelutinya sekitar delapan tahun silam. Istrinya, Fitriani ikut mendukung sang suami dalam mencari nafkah untuk keluarga. Meskipun tinggal di rumah yang berdinding kayu dan beralaskan semen kasar, tetapi untuk kebutuhannya sehari-hari sudah lebih dari cukup.

“Usaha ini sudah saya rintis sebelum saya berkeluarga. Sebelum ada bantuan alat kerja dari Baitul Mal Aceh, paling maksimal saya mampu mencetak 9 cincin per hari, ini jika cuaca cerah. Setelah dapat bantuan alat kerja dari Baitul Mal Aceh, alhamdulillah saya mampu menghasilkan 15 cincin per hari,” jelasnya panjang lebar.

Pria yang akrab disapa Udin ini menceritakan, kalau dulu dia hanya memiliki tiga cetakan, sehingga jika ada permintaan gali dua sumur, maka dia terpaksa membeli cincin sumur di tempat lain. Kendala yang dihadapi ini sedikit teratasi tahun 2021 lalu, karena mendapat bantuan alat kerja dari Baitul Mal sebesar Rp9,9 juta untuk pembelian cetakan cincin.

“Alat kerja yang saya beli cetakan cincin bekas sebanyak empat unit dan satu unit cetakan untuk petutup. Kalau beli yang baru, mahal, harga cetakan per unit 3,7 juta. Jadi beli yang bekas bisa mendapatkan beberapa unit.” Sambungnya.

Khairuddin berterima kasih kepada muzaki Baitul Mal Aceh. Dengan dana zakat yang ia peroleh telah membantu meningkatkan penghasilan keluarganya. [Juliani/Hayat]

--------------

Nonton juga di link Youtube Baitul Mal Aceh di bawah ini

DAMPAK ZAKAT: Berdaya dengan Usaha Cetak Cincin Sumur