Baitul Mal Aceh Adakan Tarhib Ramadhan

  • Share this:
post-title

Banda Aceh – Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah, Kamis (8/4/2021) Baitul Mal Aceh (BMA) mengadakan kegiatan Tarhib Ramadhan.

Kegiatan dengan tema “Produktivitas Amal Amil BMA di Bulan Ramadhan” itu dibuka oleh Pimpinan BMA yang diwakili Angggota Badan BMA, Mohammad Haikal, ST, MIFP di Aula Kantor BMA dan dihadiri oleh semua amil BMA.

Adapun penceramahnya adalah Pakar Fikih Zakat yang juga mantan Kepala Baitul Mal Aceh Dr Armiadi Musa MA.

Mohammad Haikal mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut dan juga atas partisipasi para amil BMA.

“Momentum menyambut Ramadhan dengan mengadakan kegiatan Tarhib Ramadhan dengan harapan agar para amil BMA siap menghadapi bulan suci tersebut dengan penuh kebahagiaan dan bisa mengisinya dengan produktifitas amal,” kata Mohammad Haikal.

Pakar Fikih Zakat yang juga mantan Kepala Baitul Mal Aceh Dr Armiadi Musa MA dalam tausiahnya mengatakan bulan Ramadhan adalah momen bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadahnya dan juga amal saleh.

Khususnya untuk amil BMA bulan Ramadhan merupakan bulan meraih produktifitas kerja. Ia mencontohkan Mantan Rektor IAIN Ar_raniry, Alm Prof Shafwan Idris yang mampu menulis dan menyelesaikan disertasinya saat bulan ramadhan.

“Bagi orang yang beriman, bulan Ramadhan menghasilkan energi untuk berkarya dan meningkatkan produktivitas amil BMA. Perlu upgrade SDM di BMA agar semakin berkembang dan meningkat kreatifitasnya dalam pengelolaan yang zakat,” kata Dr Armiadi Musa.

Ketua Prodi Ekonomi Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry itu menambahkan ada beberapa faktor pembentuk produktivitas, antara lain pertama, faktor pendidikan.

Pendidikan menjdi faktor utama dalam meraih produktifitas kerja. Karena dalam melakukan suatu pekerjaan harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami. Dan untuk mengetahui dan memahami tersebut diperlukan pendidikan dan pengetahuan.

“Pendidikan yang didapatkan bukan hanya pendidikan formal S1,S2 dan S3. Tapi juga pendidikan non formal. Sebagai contoh Bill Gate, sang pemilik Microsoft, dalam rekruitmen pegawainya tidak menerima orang yang berijazah, tetapi yang pintar dibidangnya sebab ijazah bukan tanda pintar seseorang,” katanya.

Sedangkan faktor kedua adalah penghasilan. Pegawai yang rendah penghasilan akan mempengaruhi kinerjanya. Sebaliknya ketika pendapatannya cukup atau tinggi maka pegawai tersebut akan tumbuh produktivitas kerjanya karena kebutuhan hidupnya sudah tercukupi dan tidak disibukkan lagi untuk mencari pendapatan ditempat lain.

“Maka sebaiknya yang bekerja di BMA diberi pendapatan/gaji yang tinggi sehingga dia bisa fokus melayani umat dalam mengelola harta agama yakni zakat dan infaq,” kata Dr Armiadi.

Dalam kesempatan tersebut ia juga menguraikan faktor-faktor yang menjadi penghambat produktifitas, diantaranya mobilitas SDM yaitu terjadi mutasi/perpindahan SDM yang sudah bagus kinerjanya di BMA ketempat lain. Sehingga orang yang menggantikannya harus mulai belajar dari awal.

Yang kedua adalah faktor multi tasking, dimana semua pekerjaan dikerjakan oleh 1 atau beberapa org saja. Tidak terjadi pendelegasian tugas kepada yang lainnya sehingga dampaknya terjadi tidak produktifitas kerja kantor tersebut.Faktor ketiga adalah perfeksionis, yaitu dalam melakukan pekerjaan harus benar-benar perfek dan sempurna. Jika dikerjakan orang lain merasa tidak baik.

“Sehingga kerja orang lain dianggapnya tidak benar dan tidak sesuai. Sikap perfectionis ini akan mengganggu kerja bersama dan akan timbul ketidakharmonisan dalam pekerjaan tersebut,” kata Dr Armiadi.

Ia mengajak agar menjadikan momentum bulan ramadhan sebagai bulan produktifitas kerja amil dan bukan waktu untuk bersantai. Harus diingat bahwa amil adalah profesi yang amat mulia. Hanya profesi amil yang disebutkan namanya dalam Alquran.Selain itu ia juga mengharapkan prestasi BMA harus lebih meningkat lagi dengan kreatifitas dan inovatif.Menurutnya kedepan tantangan BMA cukup besar jika zakat pengurang pajak berhasil terwujud.

Maka diperkirakan perolehan zakat BMA bisa mencapai 1 triliun.“Menjadi tuntutan wajah BMA harus lebih baik lagi kedepannya. BMA harus menjadi lembaga besar, lebih profesional, lebih modern dan lebih maju. Sehingga dipercayai oleh umat,” pungkas Dr Armiadi.

[Murdani]