Menyambut Arah Baru Pengelolaan Ziswaf di Aceh

  • Share this:
post-title

Perubahan adalah keniscayaan. Konon, filsuf Yunani bernama Heraclitus suatu kali berkata “Nothing endures but change”, tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Berkali-kali ungkapan ini terbukti benar di banyak tempat. Termasuk di institusi pengelola zakat, Baitul Mal Aceh (BMA).

Selasa (10/11) siang kemarin, bertempat di aula BMA, pemegang kemudi kepemimpinan kembali berganti. Ini memang bukan hal baru. Sejak berdiri tahun 2004, BMA setidaknya telah mengalami 7 kali pergantian pemimpin. Tapi, pergantian pemimpin kali ini sangat berbeda.

Jika sebelumnya posisi seorang Kepala Badan akan digantikan oleh satu orang baru, kali ini tidak begitu. Amanah yang tadinya diemban oleh mantan Plt. Kepala BMA, Dr. Armiadi Musa, MA kini beralih ke pundak lima sosok baru; satu Ketua Badan dan Empat Anggota Badan, yang secara resmi dilantik untuk masa jabatan 2020-2025 oleh Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, MT pada Senin (9/11) lalu. Perubahan ini sesuai arahan Qanun No.10 Tahun 2018 tentang Baitul Mal Aceh.

Kelima sosok yang akan melanjutkan misi pengelolaan zakat, infaq, wakaf, dan shadaqah (Ziswaf) di BMA ini datang dari latar keahlian berbeda. Ketua Badan BMA, Prof. Dr. Nazaruddin A. Wahid, MA merupakan akademisi di bidang ekonomi syariah. Empat Anggota Badan BMA, antara lain: Mohammad Haikal, ST, FIP adalah praktisi & akademisi di bidang Islamic Finance. Khairina, ST adalah praktisi perbankan syariah. Mukhlis Sya’ya, ST memiliki ragam pengalaman bekerja di NGO nasional dan internasional. Dan Dr. A. Rani, M.Si menyandang gelar pakar di bidang ilmu komunikasi.

Dengan komposisi baru yang lebih inklusif ini, tidaklah berlebihan jika tumbuh keyakinan bahwa arah baru pengelolaan Ziswaf di Aceh akan lebih baik dan berdampak lebih luas dan signifikan bagi masyarakat Aceh.

Di acara lepas sambut kepemimpinan, Dr. Armiadi Musa, MA menyampaikan rasa optimisnya terhadap masa depan baru yang ditawarkan kolaborasi lintas keahlian ini. “Ibarat pesawat, mesin pendukung laju BMA kedepan ini sudah lebih canggih dan kuat. Ditambah dukungan tim di Sekretariat, kinerja BMA ke depan tentu akan lebih baik dari sebelumnya,” kata Dr. Armiadi.

Kepala Sekretariat BMA, Rahmad Raden S.Sos menyebut, meski acaranya lazim dikenal sebagai acara lepas sambut, momen ini bukanlah momen perpisahan atau pelepasan pemimpin sebelumnya. “Ini lebih tepat disebut sebagai hari baru, momentum menyambut kesempatan kolaborasi baru. Karena kedepan, BMA berharap akan terus mendapatkan dukungan dari Dr. Armiadi.”

Selama 2020, BMA telah menyalurkan Rp 53,3 miliar zakat. Dana tersebut telah memberikan manfaat kepada lebih dari 12.447 mustahik di seluruh Aceh.