Peneliti dari Malaysia Belajar Zakat ke Baitul Mal Aceh

  • Share this:
post-title

Banda Aceh – Sejumlah peneliti dari dua universitas di Malaysia yaitu Universitas Sain Malaysia dan Universitas Sultan Zainal Abidin Terengganu mengunjungi Baitul Mal Aceh, Senin (22/02/2015).

Kedatangan para tamu dari negeri jiran tersebut ingin mengetahui serta meneliti tentang program Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) Produktif yang diterapkan Baitul Mal Aceh selama beberapa tahun terakhir.

Rombongan yang didominan mahasiswa calon doktor (S3) dari Malaysia tersebut dipimpin Dr Zahri Hamat. Ia mengapresiasi program unggulan Baitul Mal tersebut. Pasalnya menurut Zahri hakikat zakat sesungguhnya untuk diproduktifkan agar setiap mustahik yang dibantu menjadi muzakki.

Katanya baru Aceh yang berani pengelolaan zakat dalam bentuk produktif, sementara di Malaysia masih belum berani menerapkan sistem tersebut, padahal model pengelolaan seperti ini sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin.

Kedatangan mereka disambut langsung Kepala Baitul Mal Aceh, Dr Armiadi Musa MA dan Kepala Sekretariat T Sulaiman SE serta sejumlah Kabid dan Kasubbid.

Pada kesempatan tersebut Armiadi menjelaskan banyak hal mengenai pengelolaan zakat dan infaq di Baitul Mal Aceh, mulai dari beasiswa, bantuan untuk fakir uzur, pembangunan rumah dhuafa hingga pemberian modal usaha kepada fakir miskin yang disebut ZIS Produktif.

Salah satu dari peserta bertanya apakah ada kriteria khusus seorang mustahik dan indikator ketika mustahik menjadi muzakki. Armiadi menjawab tentu ada, sebab sebelum diberikan bantuan, mustahik diverifikasi terlebih dahulu dengan kriteria yang telah ditetapkan, begitu juga ketika sudah menjadi muzakki mereka juga diukur pendapatan mereka sudah mencapai nisab zakat.[]