Rohani, Mustahik ZIS Produktif Bercita-cita Mampu Bayar Zakat

  • Share this:
post-title

Sejak 2006, Baitul Mal Aceh telah memberi banyak manfaat kepada masyarakat miskin melalui ZIS Produktif dalam bentuk Modal Usaha. Salah satunya Rohani (35 tahun), warga gampong Lambunot Paya, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.

Rohani yang biasa disapa Bu Ani ini mendapatkan modal usaha untuk mengembangkan usahanya di sektor pertanian. Modal yang ia peroleh dari Baitul Mal Aceh digunakannya untuk membeli bibit sayuran untuk dibudidayakan.

Jenis sayur-sayuran yang ditanami pun beragam seperti kangkung, bayam, daun sop, dan cabe. Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya di bidang bercocok tanam, Bu Ani dibantu suaminya Mawardi (40 tahun) yang juga seorang petani sawah yang digarapnya di atas  lahan orang lain.

Tahap pertama tahun 2014, Bu Ani mendapat modal sebesar Rp2 juta, karena ia rutin menyetor kembali tanpa tunggakan, pada tahun selanjutnya ia mendapatkan Rp4,5 juta, dan hingga tahap ketiga tahun 2016 ia memperoleh Rp6 juta untuk terus mengembangkan usahanya yang banyak membantu perekonomian keluarga.

Bu Ani mengakui dengan adanya pembiayaan modal usaha ini, merasakan ada perkembangan dalam usahanya, terbukti dengan bertambah pengasilannya dari biasanya. Namun ia tidak menyebutkan berapa jumlah nominalnya. “Untuk usaha ini pendapatannya tak menentu, tergantung seberapa jumlah panen dan kendala usaha pada saat itu, namun bertambah” ujarnya.

Selain itu Bu, Ani juga merasa tidak diberatkan dengan pinjaman modal usaha bergilir yang diberikan Baitul Mal Aceh, pasalnya tidak dibebankan bunga satu persen pun. Jika dipinjamkan Rp4 juta, maka pengembaliannya juga R4juta, hanya infaq saja seikhlas hati.

Bu Ani termasuk salah satu mustahik yang jujur dan rajin menyetor pengembalian tepat waktu sebelum jatuh tempo. Hal itu dilakukannya dengan harapan bisa mendapat kepercayaan dari Baitul Mal Aceh dan bisa mengajukan pembiayaan unit ZIS Produktif untuk selanjutnya.

“Alasan mengambil pembiayaan di Baitul Mal Aceh karena tidak ada bunga, persyaratan mudah, serta pelayanannya yang bagus, dan juga kalau ada rezeki lebih tidak lupa untuk membayar infaq,” tambah buk Ani.

Namun demikian, ia juga mengutarakan kendala dalam usahanya, yaitu hama yang menyerang sayur-sayuran yang terkdang membuat hasil panen tidak berkualitas dan jumlahnya pun lebih sedikit.

”Sayur-sayuran dipanen 20 hari sekali sedangkan daun sop setiap hari di panen. Sayur-sayuran yang dipanen langsung dijual kepda pedagang di pasar Lam Ateuk,” sebutnya.

Biarpun demikian, Bu Ani berkomitmen dan berharap usahanya bisa berkembang sampai mampu membayar zakat ke Baitul Mal Aceh.

Program ZIS Produktif, merupakan salah satu program unggulan Baitul Mal Aceh. sebagai lembaga zakat resmi pemerintah telah diamanahkan mengelola harta agama. Hadirnya Baitul Mal juga untuk mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan ummat. Sejak 2006, Baitul Mal Aceh telah membuat beberapa program unggulan, salah satunya yaitu zakat produktif yang berbentuk pemberian modal usaha kepada masyarat miskin. Sampai 2014, Baitul Mal Aceh telah mengelontorkan dana Rp8,7 Miliar untuk 5.000 mustahik lebih.

Bantuan ini diberikan bergilir setiap tahun kepada mereka yang memiliki usaha kecil dari keluarga miskin tanpa bunga. Besaran uang yang diberikan mulai  Rp1 juta rupiah sampai Rp10 juta, tergantung kedisplinan mustahik saat membayar setoran bulanan. (RIZKI MARPUTRA/Peserta magang dari UIN AR-RANIRY)