Arti Logo Baitul Mal Aceh

  • Share this:
post-title

Oleh. Hendra Saputra, SHI, M.Ag
Staf Sekretariat BMA

Kami berkesempatan mengikuti acara peluncuran buku rekam jejak Dua Windu BMA, selasa 28 November 2023 bertempat di Grand Aceh Hotel. Buku ini menceritakan sejarah dan kiprah Baitul Mal Aceh selama 20 sejak berdirinya pada tahun 2003. Dalam acara ini juga hadir beberapa pengurus lama dari BMA, bahkan hadir pula pengurus Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah (BAZIS) yang merupakan cikal bakal lahirnya Baitul Mal Aceh. 

Salah satu pengurus BAZIS yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa logo BMA sejak BAZIS sampai dengan saat ini tidak banyak mengalami perubahan, namun belum banyak yang mengetahui apa arti dari logo BMA. adapun logo BMA dimaksud sebagaimana terdapat di bawah ini: 





Dalam logo tersebut terdapat beberapa bentuk yaitu Bintang Delapan dengan garis tebal dan tipis, tiga kubah, pedang, tulisan Baitul Mal Aceh dalam bahasa arab melayu, tulisan Baitul Mal Aceh dan yang terakhir Transparan, Kredibel dan Amanah. Adapun penjelasan dari logo tersebut ialah sebagai berikut: 

Pertama, Bintang Delapan dengan garis tebal dan tipis. Ini mempunyai makna bahwa dalam penyaluran ZIS tidak harus dibagi rata melainkan harus berdasarkan skala prioritas, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang matang agar dana ZIS tersebut benar-benar dapat bermanfaat bagi Asnaf Zakat. 

Kedua, Tiga Kubah. Ini mempunyai makna bahwa zakat merupakan rukun Islam yang ketiga sebagaimana terdapat di dalam hadits : Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Islam dibagun di atas lima hal: syahadat lâ ilâha illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR Al-Bukhari No. 8 dan Muslim No 16).

Ketiga, Pedang. Ini mempunyai makna bahwa pemungutan zakat harus tegas, hal ini terinspirasi dari QS. At-Taubah ayat 103 : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  Disamping itu, juga terdapat kisah pengelolaan zakat pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin yang memungut zakat dari muzakki secara tegas. Bahkan pada masa khalifah Abu Bakar terdapat suatu perang yang memerangi orang yang ingkar membayar zakat, yaitu yang dikenal dengan perang Riddah.



Keempat, Tulisan Baitul Mal Aceh dalam bahasa arab melayu. Tulisan ini pada awalnya berwarna keemasan. Ini menunjukkan adanya suatu harapan agar dapat mengembalikan kejayaan Baitul Mal pada khalifah umar bin abdul azis yang telah berhasil dalam mengelola zakat, karena pada saat itu tidak ada lagi orang yang mau menerima zakat (Mustahik). 

Kelima, Transparan. Yaitu adanya keterbukaan informasi yang disampaikan kepada seluruh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti muzaki, mustahik, pemerintah dan sebagainya. 

Keenam, Kredibel. Yaitu dalam pengelolaan ZIS, BMA memiliki tata kelola internal yang kuat, termasuk pengawasan yang memadai baik internal maupun eksternal. 

Ketujuh, Amanah. Yaitu Berasal dari kata aman yang berarti menjalankan sesuatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan tujuan awal dan tidak dicampuri dengan urusan pribadi maupun golongan. Oleh sebab itu, dalam pengelolaan ZIS harus dilaksanakan secara independen sesuai dengan amanah muzakki, munfiq dan masyarakat pada umumnya. 

Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan makna dari logo BMA, jika memungkinkan logo tersebut diatur dalam regulasi sehingga dapat mengikat dan tidak serta merta dapat diubah. Semoga dengan menghayati kembali makna dari logo BMA tersebut dapat menjadi inspirasi dalam pelaksanaan kegiatan BMA. wallahu alam bis shawaf. 

Tags: