Zakat untuk Pendidikan Vokasi

  • Share this:
post-title

Oleh Arif Arham
(Amil Baitul Mal Aceh)

Keluarga miskin mengalami kesulitan dalam meningkatkan taraf hidupnya karena tidak memiliki kapasitas yang memadai. Salah-satu penyebabnya adalah akses yang terbatas pada pendidikan. Karena itu, langkah awal memberdayakan mereka adalah dengan memberi pendidikan, terutama pendidikan vokasi. Inilah mengapa pada tahun 2021 Baitul Mal Aceh (BMA) meluncurkan program beasiswa vokasi bagi anak didik dari keluarga miskin. 

Ada beberapa alasan penguat mengapa pendidikan vokasi relevan dan efektif untuk dijadikan solusi bagi kemiskinan. Pertama, relevansi dengan dunia kerja. Pendidikan vokasi memberikan keterampilan praktis dan pengetahuan langsung yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dengan mempelajari program vokasi yang berkaitan dengan industri yang sedang berkembang, siswa dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil dan berpenghasilan baik.

Alasan lain adalah bahwa pendidikan vokasi dapat mengurangi kesenjangan keterampilan. Banyak keluarga miskin tidak memiliki akses yang memadai ke pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan. Pendidikan vokasi membantu mengatasi kesenjangan keterampilan dengan memberikan pelatihan praktis dan fokus pada keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja atau industri tertentu. Ini memungkinkan mereka untuk bersaing dalam pasar kerja yang kompetitif.

Meningkatkan mobilitas sosial juga hal penting lain yang akan didapat individu dari keluarga miskin yang telah mendapat pendidikan vokasi. Semakin terampil, semakin beragam pula peluang dan jaringan di dunia kerja. Dengan mendapatkan keterampilan yang relevan, siswa dari keluarga miskin dapat mengubah kehidupan mereka secara signifikan dan meningkatkan peluang mereka untuk mencapai stabilitas finansial. 

Pendidikan vokasi juga memberikan alternatif bagi siswa dengan minat dan bakat khusus. Banyak keterampilan yang dapat dipilih, seperti perhotelan, tata boga, kerajinan, kelistrikan, pertukangan, barista, fotografi, dan desain grafis. Hal ini memberi mereka peluang untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan potensi mereka.

Hal lain yang cukup beralasan mengapa pendidikan vokasi cocok untuk usia produktif dari keluarga miskin adalah waktu belajarnya singkat. Program pendidikan vokasi umumnya memiliki jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan program pendidikan formal lainnya. Dalam beberapa bulan hingga satu atau tiga tahun, siswa dapat memperoleh keterampilan yang praktis dan langsung dapat diterapkan dalam dunia kerja. Ini memungkinkan mereka untuk lebih cepat memasuki pasar kerja dan mencukupi nafkah keluarganya.

Bagi BMA, memberikan beasiswa berkelanjutan kepada individu yang sama untuk beberapa tahun memiliki tantangan tersendiri. Pendampingan dan pemantauan perkembangan peserta didik bertahun-tahun bukanlah pekerjaan ringan. Sebaliknya, dengan memberikan beasiswa vokasi untuk jangka waktu singkat (satu semester atau setahun), BMA dapat mengelola sumberdaya (manusia, dana, waktu) dengan lebih efisien. Lagi pula, bantuan beasiswa dapat disalurkan ke lebih banyak individu yang berbeda secara merata di seluruh Aceh setiap tahun.

Pada gilirannya, pendidikan vokasi ikut mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya jumlah individu yang memiliki keterampilan vokasional, pasar tenaga kerja akan terpenuhi dengan tenaga kerja yang terlatih. Ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, karena perusahaan akan memiliki akses ke karyawan yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pemberdayaan keluarga miskin oleh BMA melalui pendidikan vokasi menggunakan dana zakat adalah kebijakan yang tepat. Program ini memberikan peluang nyata bagi kaum mustadh'afin untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Dengan keterampilan yang diperoleh, mereka dapat memperbaiki kualitas hidup mereka, meningkatkan pendapatan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Inilah kekuatan nyata zakat untuk memberdayakan mustahik dari senif miskin melalui beasiswa vokasi.*