BMA Gandeng Mitra Salurkan Zakat

  • Share this:
post-title

Banda Aceh - Tugas pokok Baitul Mal Aceh (BMA) diantaranya mendistribusikan dan mendayagunakan zakat dan infak, yang realisasinnya hingga 3 Desember 2021 mencapai Rp 78,8 miliar. Ini pekerjaan besar yang membutuhkan perencanaan yang baik, sumber daya amil dan fasilitas operasional yang memadai. “Selain itu, kita juga menggandeng mitra sebagai pendukung penyaluran dan pendayagunaan zakat yang efesien dan tepat sasaran,” kata Kabag Pemberdayaan Baitul Mal Aceh (BMA), Arif Arham, dalam perjalanan pulang Tim Penyaluran Zakat BMA dari dinas di pantai barat selatan Aceh. 


Tim Penyaluran Zakat BMA melakukan penyaluran zakat Program KDRT dan Anak Telantar, Program Gampong Zakat Produktif (GZP), Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program Zakat Family Development (ZFD), dan Program Pemberdayaan Ekonomi Muallaf di  Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya, 30 September hingga 4 Desember 2021 lalu. Anggota tim terdiri atas Arif Arham, Shafwan Bendadeh, Sayed M Husen dan Zulfianuddin.     


Dalam penyaluran zakat itu, BMA bekerjasama dengan mitra sejak tahap pendataan mustahik, penyaluran, pendampingan, hingga pengawasan. Program KDRT dan Anak Telantar, misalnya, BMA bermitra dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Aceh (DP3A) Aceh dan kabupaten/kota, Program GZP dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh dan kabupaten/kota, dan Program Pemberdayaan Ekonomi Muallaf dengan Baitul Mal Kabupaten/Kota (BMK). 


“Mitra utama kita adalah BMK, namun dalam pelaksanaan program di lapangan, ternyata kita mendapati mitra-mitra baru yang lebih profesional dan sesuai dengan karakteristik program zakat,” kata Arif. Dia mencontohkan, pembinaan keluarga muallaf secara berkelanjutan di Gampong Alue Geutah, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, dapat bermitra dengan BMK, PT Sucofindo, Dewan Dakwah, Dinas Syariat Islam dan MPU Nagan Raya. 


Temuan Tim Penyaluran Zakat BMA di Aceh Barat Daya, bahwa penanganan anak telantar dan korban kekerasan, yang pada awalnya kemitraan dilakukan bersama BMA, DP3A dan Dinas Sosial, ternyata memerlukan mitra baru, yaitu Dayah Khazanatul Hikam. “Dayah ini, berperan sebagai wali dan pengasuh anak korban kekerasan yang tak ada walinya dan menjamin keberlanjutan pendidikan mereka. Sementara peran BMA sebagai penyandang dana,” urai Arif Arham.


Demikian juga dalam Program ZGP di Aceh Jaya dan Aceh Barat, selain bermitra dengan DPMG Aceh dan kabupaten/kota, BMA juga bekerjasama dengan Tenaga Ahli Pendamping Ekonomi Desa (TAPED) dan pendamping desa, sehingga lebih menjamin transfer pengalaman pendamping dalam pemberdayaan ekonomi tingkat desa. Pendamping desa sekaligus bisa melakukan pengawasan pelaksanaan pemberdayaan ekonomi mustahik yang dilakukan oleh BMG dan mitranya, Badan Usaha Milik Gampong (BUMG).


Ada enam BMG yang mendapat suntikan modal usaha dari BMA Rp 75 juta hingga Rp 100 juta, yaitu BMG Buntha Kecamatan Krueng Sabe, BMG Tuwi Peuriya Kecamatan Pasie Raya dan BMG Babah Dua Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya.  Sementara tiga gampong di Aceh Barat: BMG Pasar Aceh, Kecamatan Johan Pahlawan, BMG Peunaga Pasi Kecamatan Meureubo dan BMG Ranto Panyang Kecamatan Woyla. 


Menurut Arif Arham, tahun ini BMA memperluas kemitraan dalam penyaluran dan pendayagunaan zakat, sehingga menjangkau mustahik lebih banyak lagi dan  penyaluran zakat yang tepat sasaran terpantau realisasinya. “Dari pengalaman yang ada, kita mendapatkan data mustahik dari mitra dan penyalurannya pun dapat kita lakukan bersama mereka, seperti program peningkatan kapasitas keluarga dengan ICAIOS,  bantuan kebakaran dengan Dinas Sosial dan BPBA, dan  bantuan orang dengan gangguan jiwa BMA mengandeng RSJ,” katanya.


Sejak pertama kali operasional tahun 2004, BMA telah menjalin kemitraan dengan pihak pemerintah dan non pemerintah dalam penyaluran dan pendayagunaan zakat. Kemitraan itu tentu saja terus berlanjut dan berkembang seiring inovasi program zakat. Program zakat BMA yang mencakup bidang sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan syiar/dakwah, tetap membutuhkan mitra sukses yang lebih banyak lagi sesuai kebutuhan program penyaluran dan pendayagunaan zakat. (Sayed M Husen)