Banda Aceh - Baitul Mal Aceh (BMA) dan Yayasan Aceh Hijau yang
didukung UNICEF melakukan pertemuan
tentang inisiasi penguatan sistem database program bantuan sosial di Aceh.
Pertemuan ini juga diikuti oleh Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPEDDA) Aceh dan Dinas
Sosial Aceh, Selasa (19/4/2022) di Aula BMA.
Dalam sambutannya, Ketua Badan BMA, Mohammad Haikal
meyampaikan bahwa pertemuan ini untuk menjembatani Pemerintah Aceh dalam mengkoordinasikan
terkait pengelolaan data dan penguatan sistem database untuk kebutuhan
distribusi program bantuan sosial di Aceh.
“Gudang data tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk
pengalokasian dana publik yang lebih efektif dan efisien. Makanya perlu
komitmen bersama untuk saling berbagi data agar terintegrasi dan dirancang agar
program bantuan sosial selama ini dapat terlaksana dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Aceh” katanya.
Kepala BAPEDDA Aceh, Ahmad Dadek dalam sambutannya juga
menjelaskan terkait data penduduk miskin pemerintah yang sudah dimiliki yaitu
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang merupakan update Basis Data
Terpadu (BDT) terdahulu sebagai daftar penduduk yang selama ini mendapatkan
bantuan sosial (Bansos) seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan
Pangan Non-Tunai (BPNT).
“Data DTKS itu bisa diambil dan tidak disembunyikan. Dan
data tersebut ada mekanisme tersendiri dalam menentukan dan update. Harus mulai
dari level desa hingga ke nasional”, tambahnya.
Direktur Yayasan Aceh Hijau, Syarifah Marlina AlMazhir, M.Sc sebagai
moderator memberi kesimpulan bahwa semua instansi pemerintah terutama BMA,
BAPEDDA, dan Dinas Sosial dapat saling koordinasi dan bekerja sama mengoptimalkan program-program sosial yang
sudah diwujudkan.
“Inisiasi ini dapat menjadi pilot project untuk menghasilkan
akses data terpadu. Tentu saja, dilaksanakan secara berjenjang dan
berkesinambungan dengan mengoptimalkan dukungan UNICEF yang sedang berjalan di
Aceh”, katanya.[]
Reporter: Boby