Mengenang Rahmad Raden: Inisiator Layanan BaGAH

  • Share this:
post-title

Setiap pemimpin meninggalkan legacy, warisan yang akan dikenang oleh orang-orang di sekitarnya. Tulisan ini dibuat untuk mengenang Rahmad Raden, Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh (BMA) yang berpulang ke sisi Allah pada Selasa, 4 April 2023. 

Hari ini, bertepatan dengan hari ke-8 Rahmad menyelesaikan seluruh urusan yang Allah amanahkan untuknya di dunia ini. Ia pergi di usia 50 tahun dengan gagal jantung sebagai alasan medisnya. Ia menghembuskan nafas terakhir di ruang IGD Rumah Sakit Zainoel Abidin, Banda Aceh di pagi Ramadhan ke-13. 

Memiliki nama singkat Rahmad, ia kerap menyertakan nama depan ayahnya, Raden Mansyur, sebagai nama belakangnya. Di dokumen-dokumen resmi, nama yang tertera adalah Rahmad S.Sos, tapi di berbagai kesempatan lain publik luas mengenalnya sebagai Rahmad Raden. 

Rahmad menyelesaikan pendidikannya di STPDN pada tahun 1993 dan mulai menjalani tugas kedinasan di berbagai tempat setelahnya. Sebelum bergabung dengan BMA sebagai Kepala Sekretariat pada September 2019, ia cukup lama berkarir di bidang keprotokolan. Ia pernah menjabat sebagai Kasubbag Protokol, Kabag Protokol, lalu Karo Humas dan Protokol di Pemerintah Aceh. 

Tak heran jika sampai di BMA pun, Rahmad masih terbawa suasana keprotokolan. Jika ada kegiatan BMA, ia akan turun langsung untuk melatih MC, memastikan sound system bekerja, mengatur tata letak tempat duduk peserta kegiatan, bahkan kadang-kadang sampai merapikan kabel-kabel listrik yang berantakan agar tak menghalangi jalan atau mengganggu pandangan. Ia kerap meminta adanya gladi resik sebelum acara dimulai. 

Rahmad Raden adalah sosok menarik yang mampu berkomunikasi secara harmonis dengan segala lini. Kesehariannya mampu menyeimbangkan kepentingan program BMA. Keharmonisan terjaga berkat gaya humorisnya dengan berbagai unsur di BMA, mulai dari DPS, Badan dan Sekretariat. Dinamika komunikasi yang dibangun Rahmad menyejukkan dan berjalan diplomatis.

Program yang banyak, rumit, dan mendesak terselesaikan sesuai rencana. 

Kemampuannya menjembatani antar kepentingan lembaga dan organisasi membentuk wujud keharmonisan dan berjalannya program BMA sesuai regulasi dan rencana. Model informasi yang dibangun Rahmad dengan berbagai institusi di Pemerintah Aceh menjadikan BMA termasyhur dengan menjalankan regulasi yang telah ada.

Salah satu peninggalan besar Rahmad adalah layanan BaGAH, yang dibentuk untuk memberikan respon cepat bagi mustahik yang mengalami musibah atau kebutuhan mendesak lainnya di seluruh Aceh. Ia menginisasi BaGAH pada 2020 dan terus melakukan perbaikan demi mengakomodir kebutuhan mustahik. 

Maret lalu, kurang dari sebulan sebelum ia pergi, di momentum Rakor Baitul Mal se-Aceh di Hotel Kyriad Muraya, ia masih setia mensosialisasikan layanan BaGAH dan menetapkan bahwa seluruh dokumen atau informasi dari mustahik untuk kasus BaGAH yang masuk akan diproses maksimal 3x24 jam. Fenomena ini menjadi referensi bagi Aceh dan Nasional. BaGAH pernah mengantarkan BMA sebagai SKPA sangat inovatif pada tahun 2021. 

Kepergian Rahmad yang tiba-tiba membuat amil BMA dan BMK tersentak. Amil BMA mengenang Rahmad sebagai sosok yang senang bergaul dengan berbagai unsur yang berbeda latar belakang dan pandangan. Dengan senyum dan canda yang tak lepas dari kesehariannya, Rahmad menjadi rahmat bagi amil selama ini. Semoga jasa dan amal Rahmad Raden mengangkat derajatnya di hadapan Allah SWT. (Abdul Rani dan  Rizarahmi)